1. Citraan penglihatan (visual imegery)
Citraan
penglihatan adalah citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata).
Citraan ini paling sering digunakan oleh penyair. Citraan penglihatan mampu
memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak
terlihat menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh:
Nanar aku
gila sasar
Sayang
berulang padamu jua
Engkau pelik
menarik ingin
Serupa dara
dibalik tirai
(Amir
Hamzah, Padamu Jua)
2. Citraan pendengaran (auditory imagery)
Citraan
pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan
bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, dentum,
dan sebagainya. Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga).
Contoh:
Sepi
menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka
air kolam jiwa
Dan dalam
dadaku memerdu lagu
Menarik
menari seluruh aku
(Chairil
Anwar, Sajak Putih)
3. Citraan perabaan (tactile imagery)
Citraan
perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada
saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi
yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan
sebagainya.
Contoh:
Kapuk randu,
kapuk randu!
Selembut
tudung cendawan
Kuncup-kuncup
di hatiku
Pada
mengembang bermerkahan
(WS Rendra,
Ada Tilgram Tiba Senja)
4. Citraan penciuman (olfactory)
Citraan
penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang
dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat kita membaca atau
mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium sesuatu.
Contoh:
Dua puluh
tiga matahari
Bangkit dari
pundakmu
Tubuhmu
menguapkan bau tanah
(WS Rendra,
Nyanyian Suto untuk Fatima)
5. Citraan pencecapan (gustatory)
Citraan
pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang
dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang
menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan
sebagainya.
Contoh:
Dan kini ia
lari kerna bini bau melati
Lezat
ludahnya air kelapa
(WS Rendra,
Ballada Kasan dan Patima)
6. Citraan gerak
(kinaesthetic imagery)
Citraan gerak adalah gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah
dapat bergerak. Dapat juga gambaran gerak pada umumnya.
Contoh:
Pohon-pohon
cemara di kaki gunung
pohon-pohon
cemara
menyerbu
kampung-kampung
bulan di
atasnya
menceburkan
dirinya ke kolam
membasuh
luka-lukanya
(Abdulhadi,
Sarangan)
Selain citraan
di atas, ada pula ahli sastra yang menambahkan jenis citraan lain, yaitu:
1. Citraan perasaan
Puisi merupakan ungkapan perasaan penyair. Untuk
mengungkapkan perasaannya tersebut, penyair memilih dan menggunakan kata-kata
tertentu untuk menggambarkan dan mewakili perasaannya itu. Sehingga pembaca
puisi dapat ikut hanyut dalam perasaan penyair.
Perasaan itu dapat berupa rasa sedih, gembira, haru, marah,
cemas, kesepian, dan sebagainya.
Contoh:
Alangkah
pilu siutan angin menderai
Mesti
berjuang menghabiskan lagu sedih
Kala aku
terpeluk dalam lengan-lenganmu
Sebab
keinginan saat ini mesti tewas dekat usia
(Toto
Sudarto Bachtiar, Wajah)
2. Citraan intelektual
Citraan
intelektual adalah citraan yang dihasilkan oleh/ dengan asosiasi-asosiasi intelektual.
Contoh:
Bumi ini
perempuan jalang
yang menarik
laki-laki jantan dan pertapa
ke rawa-rawa
mesum ini
dan
membunuhnya pagi hari
(Subagio
Sastrowardoyo, Dewa Telah Mati)
Contoh puisi
yang banyak mengandung citraan terlihat berikut ini.
DUKA CITA
Yang memucat
wajahnya
merenungi
kelabu dinding kamar
yang
ditinggal mati penghuninya
sedang di
luar
anjing
terdiam
tak melihat
kupu terbang
menjatuhkan
madu di lidahnya
yang terasa
getir
Angin tidak
bekerja
ranting
pohonan merunduk
menyesali
daun kering yang terlepas
waktu
perempuan berkerudung hitam
melangkah di
atas daunan
berisik,
menyayat hati burung
yang pecah
telurnya
Tangan-tangan
gadis
yang pucat
mukanya
diam-diam
meronce melati
sambil
mengusap air mata
Di ujung desa
jenazah
sedang di sucikan
(Kuntowijoyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar