Wajarkah
jika remaja mulai melirik lawan jenisnya?
Tidak mudah
menjawab pertanyaan ini. Sebagian
orangtua mengatakan biasa karena hormon-hormon seksual mereka mulai terbentuk.
Lagipula, kalau kebanyakan anak di SMU sekarang biasa berpasangan, tentu aneh
jika remaja kita masih sendiri saja. Orangtua lain ada yang takut kalau-kalau
terjadi apa-apa. Cinta yang terjadi di antara remaja kebanyakan masih cinta
monyet. Mereka masih sulit memegang komitmen.
Jaman emang sudah berubah. Kita boleh saja mengikuti
perkembangan jaman, tapi prinsip-prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang.
Prinsip pertama, hubungan pacaran harus dengan
tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan sama cowok/cewek sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu
dan ada yang antar jemput tiap saat kita
udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi tidak ada istilahnya TTM or HTS
dalam hubungan pacaran anak-anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan
pasti. Tidak sekedar “ngalir” dan jalani hidup sesukanya.
Prinsip
kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta tak mengenal
perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani tak bisa
begitu. Terang tak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Tanpa Tuhan kita
tak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Jika terdapat perbedaan tidak akan
ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan.
Prinsip
ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi
untuk urusan kekudusan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti
keluarga Nuh yang berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak
hidupnya.
Jadilah remaja yang tau menempatkan diri, tau melihat situasi
dan kondisi dimana pun ia berada.
Remaja yang sedang dalam berpacaran dianggap wajar karena masa
remaja adalah masa dimana kita mencari jati diri. Tetapi kewajaran itu hendaknya
kita jadikan sebagai hal yang positif bukan malah mempergunakan hal tersebut
untuk kebebasan yang memberikan dampak negatif dalam kehidupan remaja kita.
Pacaran yang membawa dampak negatif dapat meberikan pengaruh kehidupan kita
misalnya saja semakin peka dan benci
akan hal” yang sebenarnya memberikan dampak positif bagi kehidupannya,
mudah tersinggung dan mudah di pengaruhi oleh orang lain.
Selain hal itu, dampak dari berpacaran dengan cara yang salah
yaitu dengan memperlihatkan hal’ yang sebenarnya tidak pantas di perlihatkan di
depan umum.
Berpacaran dalam lingkungan gereja yaitu dimana remaja yang
berpacaran selalu berlandaskan takut akan Tuhan dan membawa dampak yang baik
dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat dan terutama dalam pelayanan dan
kehidupan pribadi kita.
Saudara, bagaimana dengan kehidupan kalian? Sudahkah kalian
berpacaran dengan landasan akan takut akan Tuhan? Sahabat, mulailah sejak muda
dan lakukan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan J AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar