Sabtu, 16 Juni 2012

Remaja & Pacaran

Wajarkah jika remaja mulai melirik lawan jenisnya?
Tidak mudah menjawab pertanyaan ini.  Sebagian orangtua mengatakan biasa karena hormon-hormon seksual mereka mulai terbentuk. Lagipula, kalau kebanyakan anak di SMU sekarang biasa berpasangan, tentu aneh jika remaja kita masih sendiri saja. Orangtua lain ada yang takut kalau-kalau terjadi apa-apa. Cinta yang terjadi di antara remaja kebanyakan masih cinta monyet. Mereka masih sulit memegang komitmen.
Jaman emang  sudah berubah. Kita boleh saja mengikuti perkembangan jaman, tapi prinsip-prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang.
 Prinsip pertama, hubungan pacaran harus dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan sama cowok/cewek  sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu dan ada yang antar jemput tiap saat  kita udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi tidak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan pacaran anak-anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Tidak sekedar “ngalir” dan jalani hidup sesukanya.
Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta tak mengenal perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani tak bisa begitu. Terang tak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Tanpa Tuhan kita tak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Jika terdapat perbedaan tidak akan ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan.
Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi untuk urusan kekudusan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya.
Jadilah remaja yang tau menempatkan diri, tau melihat situasi dan kondisi dimana pun ia berada.
Remaja yang sedang dalam berpacaran dianggap wajar karena masa remaja adalah masa dimana kita mencari jati diri. Tetapi kewajaran itu hendaknya kita jadikan sebagai hal yang positif bukan malah mempergunakan hal tersebut untuk kebebasan yang memberikan dampak negatif dalam kehidupan remaja kita. Pacaran yang membawa dampak negatif dapat meberikan pengaruh kehidupan kita misalnya saja semakin peka dan benci  akan hal” yang sebenarnya memberikan dampak positif bagi kehidupannya, mudah tersinggung dan mudah di pengaruhi oleh orang lain.
Selain hal itu, dampak dari berpacaran dengan cara yang salah yaitu dengan memperlihatkan hal’ yang sebenarnya tidak pantas di perlihatkan di depan umum.
Berpacaran dalam lingkungan gereja yaitu dimana remaja yang berpacaran selalu berlandaskan takut akan Tuhan dan membawa dampak yang baik dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat dan terutama dalam pelayanan dan kehidupan pribadi kita.
Saudara, bagaimana dengan kehidupan kalian? Sudahkah kalian berpacaran dengan landasan akan takut akan Tuhan? Sahabat, mulailah sejak muda dan lakukan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan J AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar